Batu itu, dulu kita pernah satukan
Bersatu bak takkkan terpecahkan lagi
Bersatu bak takkan terpisahkan lagi
Hanya keindahan yang terbayangkan
Waktu tak berhenti
Semua itu dilalui begitu cepat
Batu yang kita anggap kokoh itu
Kini pecah berkeping menjadi serbuk kesedihan
Kita menjauh dan tak bersuara lagi
Menganggap kita sudah selesai dalam retorika ini
Aku aku, kamu kamu
Itu yang terjadi
Sekarang kita mempunyai garis halus yang memisahkan
Memisahkan pergaulan dan kebiasaan
Ini yang aku benci tapi terjadi
Komunikasi hilang dan kata tak tersampaikan lagi
Waktu melangkah,
Hujan berhenti sinar mentari kini terbit lagi
Kata yang terpisah kini coba kita rangkai kembali
Perlahan tapi pasti retorika berjalan kembali
Kita rajuk menjadi sebuah wacana yang bermakna
Sekarang kita begitu dekat
Kamu itu sahabatku
Bukan! Kamu itu kekasihku
Bukan juga! Kamu itu saudarku
Oh, tenyata bukan juga! Kamu itu??
Entah siapa
Aku tak bisa mengatakan kamu itu siapa
Yang aku tahu, kamu tahu, itu kamu
Akhir yang tak biasa ini aku rasakan
Pertama batu itu kita bangun dengan hati
Kemudian pecah berkeping menjadi serbuk renungan
Kemudian batu itu menjadi mutira dan permata yang berkialuan
Sekarang, kita tak ada batas dan garis tipis yang memisahkan
Perpecahan itu kita jadikan sebuah keindahan
Kata yang tak tersampaikan sekarang menjadi biasa
Retorika yang bisu menjadi meriah dan bercanda
Itu yang ku rasa itu yang ku jama
Secuil kisah tantang kita berdua
Apa kau juga merasa ?
Penulis: Muliono Ns
0 Komentar