Belajar Kehidupan Dari Dosen 'Sesepuh' PBSI FKIP UIR

Drs. Jamilin Tinambunan, M. Ed., Dosen PBSI FKIP UIR
PEKANBARU | PENAMULIONO- Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, menyebarluaskan ilmu pengetahun, teknologi, seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Profesi mulia dengan tujuan utama mencerdaskan anak bangsa. Profesi inilah yang sedang digeluti oleh Drs. Jamilin Tinambunan, M. Ed., dosen dari  Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Islam Riau (UIR). 

"Saya menjadi dosen kurang lebih 30 tahun di UIR ini," kata Drs. Jamilin Tinambunan, M. Ed., (59) kepada penamuliono.blogspot.com saat di wawancarai di ruang kerjanya, gedung C FKIP UIR, Pekanbaru (Rabu, 22/02/17).

Jamilin menyebut, untuk menjadi seorang dosen baginya tidak mudah. Banyak rintangan dan pengalaman hidup yang dilaluinya. Sebelum menjadi dosen, Dia sempat bekerja menjadi seorang guru ketika masih kuliah di Universitas Riau (UNRI) Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia. Dia menjadi guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kecamatan Tanah Merah Desa Sungai Rukap, Tembilahan. Namun, pekerjaannya itu tidak bertahan lama. Hanya sekitar 6 bulan. 

"Saat itu tahun 1983. Semeter 7 kalau tidak salah, tetapi cuma sebentar menjadi gurunya," katanya sambil tersenyum.

Bapak dari empat orang anak itu melanjutkan, pada tahun 1984 Dia lulus dari UNRI. Lulus dari UNRI tersebut dia sempat menganggur selama dua tahun dan sempat bekerja sebagai tukang sinso (pencari kayu di hutan). Keadaan tersebut membuat Dia bekerja keras untuk mengubah nasibnya. 

Pada pertengahan tahun 1985, Dia mengadu nasib ke Ibukota Jakarta. Selama 6 bulan Dia menjalani hidup di Ibukota. Setelah cukup lama hidup di Jakarta, Dia mendapat kesempatan mengikuti tes untuk menjadi dosen. 

"Saya lulus saat mengikuti tes itu. Kemudian saya di tempatkan di UIR menjadi dosen tetap di sini. Saat itu akhir tahun 1986 bulan Oktober. Di UIR dosen tetapnya masih sedikit. Baru sekita 5 sampai 6 orang, dan saya salah satunya," ujar Jamilin melanjutkan cerita perjalanan hidupnya.

Jamilin mengaku, awalnya Dia tidak pernah bercita-cita menjadi dosen.

"Karenakan saya tamatan Sekolah Pendidikan Guru (SPG), tetapi ada kesempatan mengikuti tes, lulus dan di tempatkanlah saya di UIR" jelasnya

Dia menjelaskan, profesi dosen merupakan profesi mulia. Seorang dosen, harus bertanggung jawab atas perofesinya tersebut.

"Seorang dosen yang dihadapinya adalah manusia bukan benda mati. Oleh karena itu, seorang dosen harus membentuk generasi yang berguna bagi nusa dan bangsa. Menanamkan kepada setiap mahasiswa akhlak yang mulia, beriman, berpengetahuan yang luas dan memiliki keterampilan," jelasnya

Jamilin Tinambunan melanjutkan pendidikan strata 2 (S-2) di Negara tetangga yaitu Malaysia. Mengambil jurusan Pendidikan Bahasa Melayu di Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM). Kuliah tersebut Dia selesaikan pada tahun 2004. Biaya kuliah Dia perolah dari beasiswa Pemerintah Provinsi Riau dan dibantu oleh kampus darussalam UIR.

"Kalau lanjut S-3 (strata 3) rencana sih ada, tetapi belum sekarang. Saya masih ada tanggungan dan banyak pertimbangan. Selain faktor umur juga faktor biaya yang memerlukan cukup besar. Namun, ilmu itu penting sampai kapanpun harus belajar," ujar Jamilin Tinambunan sambil tersenyum.

Jamilin mengatakan, selama menjalani profesi dosen kurang lebih 30 tahun di UIR, Dia sempat menjabat sebagai ketua jurusan dan sekretaris jurusan sekitaran tahun 1991/1992. Dia pernah juga menjadi ketua Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia pada tahun 1999. Saat menjabat itulah Dia mengalami pengalaman paling berkesan selama menggeluti profesinya itu. 

"Saat saya menjadi ketua Prodi banyak masalah dan kesibukan yang saya hadapi. Dulu, mahasiswanya sudah tua-tua. Ada yang guru, kepala sekolah dan mahasiswa pada umumnya. Namun, selama saya menjabat itu, saya dapat menyelesaikan masalah-masalah itu dengan baik. Sekarang alumni dari Bahasa Indonesia FKIP UIR sudah banyak yang sukses. Menjadi kepala sekolah, guru PNS, bahkan ada yang menjadi kepala dinas di daerahnya. Salah satunya alumni kita sekarang kepala dinas di Kota Batam. Saya turut banggalah dengan alumni-alumni kita," tutur Jamilin.

Di sesi akhir wawancara, Jamilin Tinambunan mengatakan, Dia akan tetap mengajar walaupun sudah pensiun nanti, karena dia merasa profesi dosen sudah terakomodir dan terpatri dalam dirinya sehingga, Dia akan terus mengajar sampai dia masih mampu. 

Dia juga berpesan dan menghimbau kepada seluruh mahasiswa, terkhusus kepada mahasiswa Prodi PBSI FKIP UIR, harus banyak membaca dan terus belajar. Disiplin, berkreatifitas, beriman, berpengetahuan, dan trampil. 

"Ikuti kegiatan di kampus terutama kegiatan yang berkaitan dengan bidang ilmunya sehingga menjadi orang disiplin, beriman, berpengatahuan dan trampil, sehingga orang banyak membutuhkan kita dan jika itu dilakukan maka saya yakin Anda akan berhasil," tutupnya 


Penulis: Muliono Ns
Reações:

Posting Komentar

0 Komentar