Pengertian dan Ciri Teks Fantasi


Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) fantasi berarti gambar dalam angan-angan; khayalan; daya untuk menciptakan sesuatu dalam angan-angan; hiasan tiruan. 


Berdasarkan makna KBBI tersebut, secara sederhana pengertian teks fantasi adalah teks cerita yang didasarkan pada perintah, khayalan atau isi ceritanya tidak terjadi di dunia nyata hanya angan-angan atau tiruan dunia nyata. 


Imajinasi ini bisa bersumber dari kejadian nyata atau pengalaman seseorang. Kejadian atau pengalaman tersebut kemudian diimajinasikan atau dibuat-buat sesuai angan-angan penulis. 


Misalnya penulis teks fantasi Kekuatan Ekor Biru Nataga, Ugi Agustono. Dia menulis teks fantasi tersebut berdasarkan pengalaman dia berkunjung ke pulau komodo. Dia menyimpan aktivitas komodo di pulau tersebut dan munculah ide untuk menulis cerita fantasi tentang Kekuatan Ekor Biru Nataga.


Contoh lain teks fantasi adalah Harry Potter penulisnya J.K Rowling. Mungkin, sahabat pena semua sudah melihat cerita tentang Harry Potter. Baik itu melalui film atau membaca novelnya, dari serial satu hingga serial tujuh.


Harray Potter adalah teks fantasi yang terkenal tidak hanya di Inggris, tetapi juga terkenal di berbagai negara, termasuk Indonesia. J.K Rowlong sukses memainkan imajinasinya sehingga terciptalah cerita yang luar biasa imajinatif, dan semua kalangan menikmati film atau novel tersebut. 


Sahabat pena, itu tadi pengertian dan contoh dari teks fantasi. Selanjutnya kita membahas ciri-ciri dari teks fantasi.


Ciri pertama, teks fantasi berisi keajaiban, keanehan, atau kemisteriusan

Keajaiban, keanehan, atau kemisteriusan ini untuk menandakan bahwa teks tersebut adalah teks fantasi. Sehingga, isi ceritanya tidak di temui di dunia nyata. 


Biasanya yang memiliki keajaiban adalah alur cerita, tokoh cerita, latar cerita, atau hal lainnya, tergantung sudut pandang penulisnya ketika dia menulis ide ceritanya.


Ciri kedua adalah Ide cerita.

Ide cerita dari teks fantasi terbuka terhadap daya hayal atau izin penulis. tidak nyata oleh realitas atau kehidupan nyata.


Idenya boleh dari mana saja, dan bebas berimajinasi, menemukan ide-ide cerita yang menarik. 


Jadi, ketika sahabat pena ingin menulis teks fantasi, sahabat pena boleh menemukan ide dari mana saja dengan mengunakan berdasarkan pengalaman atau kejadian nyata. Namun, setiap cerita yang di tulis berdasarkan ide tadi, tetap memperhatikan cerita amanat dari segi moral dan agama. 


Ciri ketiga, latar tidak terbatas ruang dan waktu. 

Sahabat pena semua, latar dalam cerita pada umumnya ada tiga. Latar tempat, latar waktu, dan latar suasana.  


Contoh latar tempat, di sekolah, di rumah, di hutan, di sungai, dan contoh lainnya. Latar waktu contoh, siang, malam, pagi, subuh, tengah malam, dll. Sedangkan latar suasana contoh, gembira, sedih, marah, mencekam, dan suasana lainya yang biasa saja di dalam cerita. 


Dalam teks fantasi, latar tersebut tidak didasarkan pada ruang dan waktu. 


Misalnya cerita yang kita tulis dimulai dari tahun 2020, tetapi di pertengahan cerita tiba-tiba sudah berpidah ke masa lampau, misalnya zaman penjajahan jepang atau zaman kerjaan dulu. 


contoh lainnya, cerita kita mulai di sebuah museum, lalu ada kejadian sang tokoh terpeleset masuk ke dalam sebuah lubang, dan lubang tersebut menuju hutan belantara. 


Jadi, dalam teks fantasi tidak ada batasan untuk menggunakan latar ceritanya. Bebas berimajinasi sehingga cerita memiliki kejutan-kejutan, hal tak terduga, atau hal menarik lainnya. 


Ciri keempat, tokoh memiliki keunikan.

Berbicara tentang tokoh, berarti kita Berbicara tentang pelaku di dalam cerita. Pelaku dalam teks fantasi memiliki keunikan yang di ciptakan penulisnya. 


Contoh, hewan bisa berbicara, hewan memilik sebuah kerajaan, hewan bisa berperang, memasak, memiliki kekuatan tertentu, mempunyai kemampuan yang tidak ada di dunia nyata, dan kenuikan lainnya. 


Keunikan ini, tergantung dari ide penulis. Semakin kreatif penulisnya, maka semakin unik tokoh atau pelaku yang di ciptakan. 


∆Kelima, teks fiksi fiksi 

Fiksi yaitu bukan kajadian nyata. Bersifat khayalan sesuai dengan pengertian tadi. 


Ciri keenam, kekuatan gaya bahasa. 

Bahasa yang digunakan pada teks fantasi bersifat variatif, yaitu bervariasi, ekspresif, artinya menggunakan ekspresi dalam formulirnya, dan menggunakan bahasa yang tidak formal. Namun, tetap memperhatikan kaidah dalam bahasa Indonesia. 


Sahabat pena, itu tadi materi yang saya bahas tentang teks, contoh, dan ciri fantasi. Semoga bisa memahami dan bisa mengajar orang lain.


"Salam Cinta untuk Bahasa dan Sastra Indonesia"

Utamakan bahasa Indonesia!

Lestarikan bahasa daerah!

Kuasai bahasa asing!


@muliono_muli



Reações:

Posting Komentar

0 Komentar