malam tadi saat mata mulai terlelap datang kabar dari langit turun langsung bersama sayap malaikat "restu itu mahal" "dikau harus membelinya dengan peras keringatmu" aku membuka pintu menyambut suara parau dibalik pepohonan "baiklah, tunggu empat puluh hari dari hari ini, aku akan membeli semua isi rumahmu" semerbak bau rintik hujan menyapu kenangan menyudahi percakapan antara dua kasta empat puluh adalah angka dari hari, tahun, bulan, bahkan jumlah senyummu yang mampu aku hitung ketika pikiran kita bergandengan namun dan jika empat puluh ini adalah sembilu yang membuat orang memeluk lutut menangis melengking seperti anak srigala dikala suara sayup azan berkumandang maka aku sudahi percakapan ini meminta maaf dan meminta masakan terakhir darinya untuk bekal mencari potongan hati yang telah hilang bersamaan dengan ucapan salam darinya
0 Komentar