Sajak Empat Puluh


malam tadi 
saat mata mulai terlelap
datang kabar dari langit
turun langsung bersama 
sayap malaikat 

"restu itu mahal"

"dikau harus membelinya dengan peras keringatmu"

aku membuka pintu
menyambut suara parau dibalik pepohonan 

"baiklah, tunggu empat puluh hari dari hari ini, aku akan membeli semua isi rumahmu"

semerbak bau rintik hujan
menyapu kenangan 
menyudahi percakapan 
antara dua kasta

empat puluh 
adalah angka dari hari, tahun, bulan, bahkan jumlah senyummu 
yang mampu aku hitung
ketika pikiran kita bergandengan 

namun
dan 
jika
empat puluh ini adalah sembilu 
yang membuat orang memeluk lutut 
menangis melengking seperti anak srigala
dikala suara sayup azan berkumandang 

maka 

aku sudahi percakapan ini 
meminta maaf
dan meminta masakan terakhir darinya untuk bekal mencari potongan hati yang telah hilang bersamaan dengan ucapan salam darinya

Muliono hh
2020


Reações:

Posting Komentar

0 Komentar