dulu aku pernah mandi dalam kubangan dosa bermain lumpur kehidupan hingga wajahku tertutup hidayah dan inayah suatu ketika aku coba berenang sampai ke dasar hingga menemukan setitik cahaya yang membuatku mengenal Tuhan kini setiap hari, setiap sendi tulang di dalam tubuh aku sedekahkan dengan 4 rakaat duhaku kekosongan hati, aku isi dengan lembaran-lembaran al quran lisan yang fana, aku hiasi dengan diksi-diksi bunga merekah tapak kakiku, hanya meninggalkan jejak di jalan-jalan rumah Tuhan walau hijrahku belum sempurna walau hijrahku masih akan tumbuh aku akan menungganginya dengan istiqomah mungkin, kini aku hanya seekor anak elang kecil mungil sering terjatuh saat belajar terbang sering menangis menghadapi amarah murka namun sayapku tak akan pernah berhenti mengepak kakiku tak lelah untuk melangkah hingga suatu saat nanti aku terbang melewati hutan dan samudra membawa panji-panji islam menyemaikan ayat-ayat al quran lalu akan tumbuh dengan hijau manusia-manusia yang tunduk bersujud tertanam di bumi mengibarkan panji Rasulullah menancapkan tiangnya di hati-hati orang munafik tanpa takut dengan orang-orang yang berseragam itu Hijrahku tak akan punah apalagi binasa tetapi waktu yang fana membuat sayapku tak mampu lagi mengepak istiqomahku sudah sampai ke ujung nafas lengan ku mulai lelah terkulai ini pertanda suara Tuhan mulai membelai telingaku aku memacu waktu terbang lebih tinggi sampai langit ke tujuh menemui burung ababil di surga tidur dengan tenang memeluk pahala yang sudah lama aku tumpuk di dunia dengan peluh dan darah
Muliono hh
2019
0 Komentar