Sajak 'Menunggu Hujan Reda'

Kita Hanya Perlu Menikmati...
Menunggu Hujan Reda

Di sudut kota bertuah
Di bawah teras mewah
Aku menunggu angin dan hujan berhenti berdialog

Pohon, bunga, mobil mewah, ruko-ruko, dan aspal hitam 
Saut-sautan mengompori mereka

"Tenggelamkan saja kota ini"

Dia menoleh

"Kenapa berhenti?

Lidahku kelu
Tapi hujan terus bersuara
Membisingkan hati
Mengalahkan bunyi-bunyi mesin tua mewah

Tapi angin terus bermantra
Mengempaskan pohon-pohon
Menyemburkan dinding-dinding kering

"Wah! Mantranya mujarab. Kota bertuah sudah berkuah"


2017
Muliono Ns


Reações:

Posting Komentar

0 Komentar