Genduang Hilang Tuah


Cerita itu masih hangat di kelopak mataku
Saat budak-budak kecil memeluk al-quran
Ketika sarung terlilit di leher maupun pinggang
Menyusuri jalan setapak demi sebuah cahaya untuk hati yang buta

Sinar lampu jauh panggang dari api
Tapi, semangat menyuluh di sudut hati
Lengan-lengan mereka tak pernah lelah
Walau hanya memungut satu huruf di mulut api

Surau gelap gulita, tapi nur hati budak genduang menerangi setiap sudutnya
Menjalar sampai ke kubah cahayanya

Toa tua bersuara, aki basah menopangnya
Menyeru panggilan suci dari yang maha suci
Senyum mereka  terbentang sepanjang jalan
Menjawab panggilan itu

Mushaf tua disandang, sarung berpeta dipikul
Suara kaki mereka saut-sautan
Hati mereka hanya satu yaitu sang khalik

Tapi, Itu dulu, saat tiang-tiang beton belum masuk dan kardus tv belum terjual

2017
Muliono hh

Reações:

Posting Komentar

0 Komentar